web analytics
Home » Blog » Jull Takaliuang
Jull-Takaliuang

Jull Takaliuang

“Ketika semesta sudah memilih kita menjadi penjaganya, maka kita sebagai manusia tak punya kuasa untuk menolaknya. Jadi segala risiko, semua yang ada di diri kita itu harus kita gunakan untuk menjaga alam.” (Jull Takaliuang, 2024)

Jull Takaliuang bukan hanya aktivis lingkungan, tetapi juga suara lantang dari masyarakat kepulauan yang terpinggirkan. Lahir di Pulau Sangihe, sebuah kabupaten kepulauan yang terpisah jauh dari pusat kekuasaan, perjalanan hidupnya ditempa oleh realitas ketimpangan akses dan ketidakadilan. Perjalanannya sebagai wartawan di awal karier menajamkan kepekaannya terhadap persoalan masyarakat. Dari mendengar cerita nelayan yang kehilangan lautnya hingga melihat sendiri dampak pencemaran akibat pertambangan, Jull menyadari bahwa keadilan hanya bisa diperjuangkan dengan keberanian. Ia kemudian mendirikan Yayasan Suara Nurani sebuah organisasi yang menjadi tempat masyarakat mengadu dan mencari perlindungan dari ancaman industri ekstraktif.

Mencari keadilan di ruang-ruang sidang menjadi salah satu strategi Jull membela rakyat dan menyelamatkan lingkungan. Yang terakhir berhasil membatalkan ijin tambang PT TMS. Dia juga membangun strategi perlawanan dari rumah ke rumah, termasuk ikut mendirikan Save Sangihe Island (SSI) yang merupakan gerakan masyarakat yang tinggal di Pulau Sangihe dan diaspora yang tinggal di luar pulau. Para pejuang SSI sering mendapat tekanan, ancaman, dan stigmatisasi. Namun Jull terus membela hak hidup masyarakat dan Pulau Sangihe. Ia percaya bahwa lingkungan yang sehat adalah hak asasi, bukan sekadar isu teknis yang bisa dinegosiasikan dengan korporasi dan pemerintah. Baginya, Pulau Sangihe bukan sekadar titik di peta investasi, tetapi rumah yang harus dilindungi.

Meski telah menerima berbagai penghargaan, bagi Jull advokasi bukan soal pengakuan, melainkan komitmen jangka panjang dan mendorong kemenangan-kemenagan kecil. Ia memahami bahwa perjuangan melawan industri ekstraktif adalah pertarungan terhadap sistem yang tidak berpihak pada rakyat, tapi ramah pada pebisnis. Namun, ia tak kehilangan harapan. Belakangan, ia melibatkan anak muda dan perempuan dalam gerakan SSI. Ia ingin memastikan bahwa perlawanan tidak berakhir dengan satu kemenangan hukum, tetapi terus berlanjut sebagai kesadaran kolektif. Jull melihat peradilan sebagai alat perjuangan, bukan tujuan akhir, dan baginya, kemenangan sejati adalah ketika masyarakat mampu mempertahankan tanah dan laut mereka untuk generasi mendatang.

Scroll to Top