web analytics
Home » Blog » Maria Loretha
Maria-Loretha

Maria Loretha

“Bagaimana caranya puasa? Puasa untuk makan makanan tidak sehat, puasa untuk tidak mencemari tanah dengan sampah-sampah plastik, puasa dengan tidak mengkonsumsi gula terlalu tinggi, puasa untuk tidak makan makanan kekinian, puasa untuk tidak mencaci-maki sesama.” (Maria Loreta)

Maria Loretha, yang akrab disapa Mama Loretha, tidak hanya dikenal sebagai pelopor gerakan budidaya sorgum di Flores Timur, tetapi juga sebagai sosok yang menghidupkan kembali warisan budaya Lamaholot melalui pangan lokal. Perjalanan hidupnya yang berpindah dari Kalimantan ke Jawa hingga akhirnya menetap di Pulau Adonara memberikan perspektif baru dalam melihat peran perempuan dalam ketahanan pangan. Ia tidak hanya sekadar petani, tetapi juga pendidik dan penggerak sosial. Meskipun berlatar belakang pendidikan hukum, Mama Loretha justru menemukan panggilan sejatinya di ladang-ladang sorgum, dan menghubungkan kembali masyarakat dengan tanaman leluhur mereka yang sempat ditinggalkan karena kebijakan swasembada beras era Orde Baru.

Salah satu aspek menarik dari perjuangan Mama Loretha adalah pendekatan kultural yang digunakannya dalam menghidupkan kembali pangan lokal, sorgum. Ia mengaitkan sorgum dengan legenda Tonu Wujo, perempuan suci dalam kisah Lamoholot yang tubuhnya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Dengan cara ini, sorgum bukan sekadar komoditas dan bahan pangan, tetapi bagian dari identitas adat. Ia mendirikan Sekolah Agro Sorgum Flores yang didirikannya menjadi wadah untuk mengajarkan bahwa menanam sorgum bukan hanya tentang pangan, tetapi juga menjaga warisan dan kemandirian.

Ketekunan Mama Loretha selama lebih dari 18 tahun memperjuangkan sorgum tidak hanya menghasilkan perubahan di tingkat komunitas, tetapi juga menginspirasi banyak pihak, termasuk Gereja Katolik dan lembaga pembangunan ekonomi di Flores Timur. Di tengah berbagai tantangan, dari minimnya dukungan pemerintah hingga skeptisisme masyarakat, ia tetap teguh mengampanyekan manfaat sorgum sebagai solusi pangan masa depan. Dalam hunian sederhananya di tengah kebun sorgum, Mama Loretha terus bekerja tanpa lelah, berharap lebih banyak orang menyadari sorgum merupakan kunci ketahanan pangan di pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.

Scroll to Top