web analytics
Home » Blog » Perempuan Pembela HAM-Lingkungan “Menghadapi Tantangan Mengubah Sistem”

Perempuan Pembela HAM-Lingkungan “Menghadapi Tantangan Mengubah Sistem”

Dari rezim ke rezim, corak sistem ketatanegaraan Indonesia tidak pernah lepas dari karakteristiknya yang ‘memangsa’ (predatory). Buah dari relasi kuasa yang timpang antara negara dengan rakyatnya, karakteristik yang ‘memangsa’ ini dapat kita lihat melalui ragam kebijakan yang politik hukumnya kian berorientasi pada kepentingan pasar sehingga alam, dimana manusia merupakan bagiannya, dinomorduakan untuk melayani kepentingan tersebut.


Kekerasan terhadap rakyat beserta alam yang menjadi ruang hidupnya menjadi logika dasar bagaimana negara bekerja. Situasi ini kemudian mendorong banyak orang untuk memperjuangkan haknya dan secara langsung, hak sesamanya, yang dirampas oleh corak predatif rezim. Menjadi pembela HAM ditengah sistem yang mendasarkan dirinya diatas pilar-pilar kekerasan dan penindasan adalah suatu keharusan, terlepas dari berbagai label yang menyertainya. 

 

Benarkah demikian? Sebenarnya bagaimana situasi negara hari ini dalam hubungannya dengan perlindungan HAM? Lantas jika ditinjau secara historis, bagaimana semangat perlindungan HAM yang dimiliki Indonesia dari masa ke masa (sejak awal masa kemerdekaan hingga sekarang)? Serta mengapa kita semua harus menjadi pembela HAM ditengah situasi rezim seperti hari ini? 

 

Simak selengkapnya dalam dialog bersama Bivitri Susanti, Dosen STH Indonesia Jentera di Kata Mama Aleta.

Leave a Comment

Scroll to Top