Masyarakat Mollo memandang perempuan sebagai ibu. Dia punya arti khusus, dimaknai sebagai yang menghidupi dan merawat. Ini dilihat dari fungsi reproduksi dalam diri perempuan. Seperti batu Nausus yang yang hidup dan menghidupi sehingga disebut batu perempuan.
Dalam struktur adat perempuan belum sepenuhnya diakui untuk membicarakan adat. Perempuan belum mendapatkan tempat sepenuhnya untuk memimpin dalam porsi adat. Perempuan masih sulit menjadi pemimpin Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
Pertama, stereotip yang melekat pada perempuan sebagai ibu yang harus merawat dan menghidupi membuat perempuan terbatas aksesnya. Beban gender yang melekat pada dirinya membuat perempuan waktunya terbatas untuk belajar dan berlatih terhadap pengetahuan. Selain itu stereotip terhadap perempuan yang seperti itu dapat merendahkan posisi dan kondisi perempuan. Sehingga ada perasaan “meninggalkan keluarga” ketika perempuan aktif berkegiatan di luar.
Dibutuhkan keberanian dan pengetahuan untuk menjadi pemimpin. Menghargai, menghormati dan memberi ruang adalah cara terbaik memperlakukan perempuan.
Bagaimana Aleta Baun memandang politik dan kepemimpinan perempuan, simak selengkapnya di Kata Mama Aleta.