Satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun berlalu.
Untukmu, wahai para pahlawan, jasamu akan selalu kami kenang.
Terima kasih atas semua perjuangan dan pengorbananmu untuk kami.
Pahamku, pahlawanku adalah orang tuaku, di mana beliau berdua yang telah membuat kami ada di sini sampai hari ini.Ibu mengandung, melahirkan, merawat hingga kami dewasa dan berkeluarga. Jasamu begitu besar untuk anak-anakmu. Kami belum mampu untuk membalas budi dengan membahagiakan dan sekadar membuatmu lega.
Kami menerjemahkan sebuah kata pahlawan adalah karena ada perjuangan. Dalam hal ini ada dua bab yang disebut pahlawan: pejuang dalam jangka dekat yang masih dapat kita ingat, kita lihat, kita rasakan, adalah perjuangan orang tua kepada putra-putrinya. Beliau kadang lupa memikirkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Dan ketika dijuluki sebuah sebutan pahlawan, beliau pun tak meminta.
Coba kita renungkan, betapa orang tua kita rela melakukan hal apa pun agar anaknya bisa lahir sehat, aman, cukup untuk makan. Mereka sangat berjuang mencari nafkah dengan cara yang halal.
Perjuangan yang kita tak pernah melihatnya dan kadang tak pernah mendengarnya, karena jarang yang menuturkan, juga tak tahu di mana pusaranya. Beliaulah para pahlawan yang meninggal di medan perang demi negeri tercinta yang dijajah oleh bangsa lain, direbut,dikuasai. Beliau tidak menikmati jerih payah perjuangannya, dan bahkan setelah beliau disampiri, dijuluki sebuah nama pahlawan pun beliau tidak tahu, tidak mengharapkan, tidak merasakan.
Apa toh keinginan terbesar dari para pahlawan, orang tua kita, para pepunden, leluhur kita, para pejuang yang meninggal di medan perang? Mungkin kita belum pernah kenal, belum pernah tahu, tapi kita sudah menikmati hasil perjuangan beliau-beliau.
Kenikmatan yang kita rasakan ini butuh pertanggungjawaban.Kita punya tugas untuk menjaga semangat perjuangan, untuk mempertahankan hak atas tanah, atas air, atas ketenteraman, kesehatan, keamanan, kenyamanan hidup, dan kecukupan di bumi pertiwi sendiri. Yang harus kita perjuangkan. Kita punya tugas untuk mempertahankan supaya bumi pertiwi ini bisa berkelanjutan, dirasakan oleh anak cucu dari generasi ke generasi yang akan datang.
Karena kita butuh keberlanjutan, dan itu bisa tercapai kalau kita bisa mengendalikan keinginan, mengendalikan nafsu serakah, mengendalikan angkara, bisa saling menghormati, saling menjaga sesama ciptaan Yang Maha Kuasa.
Alam raya beserta isinya itu bukan milik kita. Kita hanya mengelola, menjaga, menggunakan secukupnya saja.
Untukmu, wahai sedulurku di mana pun berada, kalian lah harapan, menjadi generasi penerus yang didambakan oleh para pejuang, para pepunden, para orang tua di mana pun berada. Renungkan dan cari: kita akan meneruskan yang seperti apa? Meneruskan sama dengan menyambung.Ibarat tiang kayu, pasti harus disambung dengan kayu juga. Itu yang namanya selaras.
Julukan pahlawan bisa diberikan kepada siapa saja: para petani, para nelayan, dan apa pun itu. Ada pahlawan untuk umum yang perjuangannya mempertahankan untuk orang banyak. Tetapi orang tua juga pahlawan, walaupun kita yang diperjuangkan, tapi orang tua punya harapan besar untuk anak-anaknya bisa jadi anak yang berguna, bukan hanya untuk dirinya sendiri.
Wahai dulur-dulur semua, muda-mudi dimanapun kalian berada, apa yang akan kalian lakukan setelah mengingat bahwa di balik kenikmatan yang kamu rasakan sampai hari ini, ada jerih payah para pejuang yang bukan hanya meneteskan keringat dan air mata, tapi juga sampai meneteskan darah. Apa yang akan kamu lakukan untuk bisa membalas budi kepada para pejuang dan para pahlawan?
Tidak ada kata terlambat. Lebih baik segera dilakukan apa yang bisa kamu lakukan, yang menjadi harapan para pahlawan. Mulai dari hal kecil dan dari yang dekat, karena sisa umur manusia tidak bisa diterka. Walaupun tinggal satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun—syukur bila diberi lebih—lakukankanlah!
Kita sama-sama melakukan kembali bekti kepada orang tua, kepada Ibu Bumi, dan itu artinya kita sudah sedikit melegakan hati, membahagiakan beliau-beliau.
Untukmu para pahlawan, kami sekeluarga sayang dan cinta kepadamu.



