Pada 2-6 Oktober 2024, Mama Aleta Fund menggelar Workshop PerEMPUan Nausus di Pondok Cikedokan, Garut, dengan tema “Mari Kitong Berkumpul, Bacarita dan Bersarang.” Pertemuan ini menghadirkan empat perempuan pejuang HAM lingkungan yang disebut sebagai PerEMPUan Nausus: Aleta Baun dari Mollo, Gunarti dari Sukolilo, Jull Takaliuang dari Manado, dan Maria Loretha dari Adonara. Fasilitasi kegiatan dilakukan oleh Noer Fauzi Rahman dan Siti Maimunah.
Workshop ini menjadi ruang refleksi atas regenerasi kepemimpinan perempuan, bukan sekadar membentuk pemimpin yang mampu berbicara di ruang publik, tetapi juga mereka yang berkomitmen mengorganisir komunitas dan merawat sarang—sebuah metafor untuk ruang hidup yang harus dilindungi. Diskusi mendalam berlangsung, termasuk bagaimana perubahan iklim dan ekstraktivisme mengancam kepemilikan serta pengelolaan ruang bersama (the commons). Konsep sarang, yang diusulkan oleh Noer Fauzi Rahman, menjadi landasan bagi para peserta untuk mengeksplorasi strategi perlawanan dan perawatan, termasuk pentingnya dokumentasi berbasis photo voice sebagai bentuk penguatan pengetahuan perempuan.