
Abdon memulai menjadi aktivis sosial sejak mahasiswa di IPB Bogor lewat berbagai organisasi kampus maupun luar kampus. Dalam rekam jejaknya sebagai aktivis lebih dari 36 tahun, ia aktif pernah bergabung di WALHI, mendirikan Yayasan Sejati, Yayasan dan Perkumpulan Telapak, FWI dan Jaring PELA. Ia mempelopori kampanye dan advokasi hutan berbasis bukti (evidence based forest campaign and advocacy).
Salah satu capaian penting Abdon adalah ikut merintis, sekaligus memimpin dalam beberapa periode Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), yang terus berkembang hingga beranggotakan 2.512 komunitas adat. Abdon mengambil peran dalam kepemimpinan kolektif gerakan masyarakat adat internasional dan terlibat dalam negosiasi tingkat tinggi serta menjadi jubir dalam forum-forum PBB. “Takdir saya berjuang bersama masyarakat”, ujarnya. Atas kerja-kerjanya, ia mendapat penghargaan Ramon Mangsaysay 2017 yang kerap disebut Nobel versi Asia.