web analytics
Home » Blog » Catatan Saku Perlawanan dan Pemulihan, Memperkuat Hak Veto Rakyat dalam Menghadapi Ancaman Pertambangan
Catatan Saku Perlawanan dan Pemulihan, Memperkuat Hak Veto Rakyat dalam Menghadapi Ancaman Pertambangan

Catatan Saku Perlawanan dan Pemulihan, Memperkuat Hak Veto Rakyat dalam Menghadapi Ancaman Pertambangan

Meskipun  berisi himpunan kisah perjuangan warga dari berbagai wilayah di Indonesia dalam mempertahankan dan memperjuangkan ruang hidupnya dari serangan berbagai bentuk industri ekstraktif, seperti pertambangan, property dan perkebunan kelapa sawit. Namun buku ini ditulis dengan menggambarkan bagaimana tahapan-tahapan perlawanan yang dilakukan warga pada tiap fase berbeda sektor pertambangan. 


Buku ini menawarkan memahami perjuangan dalam tiga fase proyek pertambangan. Perjuangan warga memiliki fase dalam perjuangannya. Dimulai dari rencana industry akan masuk dalam sebuah Kawasan, saat beroperasi dan masa Perusahaan meninggalkan areal ruang hidup warga dalam keadaan rusak. Seperti kasus Warga desa Santan, Kecamatan Kutai Kartanegara Kaltim menggagalkan perluasan dan pembesaran pengerukan batubara PT Indominco Mandiri (PT IMM), perusahaan tambang batu bara asal Thailand.  Juga pengalaman warga di empat  kampung Ongko Asa, Pepas Asa, Geleo Asa, dan Geleo Baru di Kabupaten Kutai Barat Kaltim menghadang tambang batubara PT Kencana Wilsa yang berencana menambang. 


Ada lagi perlawanan terhadap pertambangan yang memasuki masa konstruksi, seperti PT Wilsa Kencana yang membangun jalan angkut batubara sepanjang 7,32 km dan terminal khusus diketahui warga. Warga menggunakan alasan rencana tata ruang wilayah yang akan ditambang harusnya ruang tanaman pangan dan hortikultura. 


Perlawanan juga dilakukan pada saat beroperasinya pertambangan. Seperti tambang nikel PT Gama Kreasi Perdana di Pulau Wawoni. Mereka membangun jalan tambang dan menggusur lahan pertanian kacang mete. Warga melawan dan mendapatkan perlakuan kekerasan dan kriminalisasi, tetapi warga tak berhenti berjuang dan berhasil mengusir PT GPK dengan membawa alat berat mereka keluar dari Pulau Wawoni pada awal 2020. 


Buku ini juga menawarkan pengalaman warga melakukan upaya pemulihan setelah tambang berhasil digagalkan, salah satunya menghidupkan kembali festival budaya di desa Santan Kukar. Festival budaya ini terinspirasi dari festival di Nausus Mollo dan Wai humba di Sumba. Kegiatan ini memperkokoh solidaritas warga dalam memulihkan alam yang sudah rusak oleh ekspansi pertambangan. 


Sitasi : JATAM 2020, Catatan Saku Perlawanan dan Pemulihan


Baca selengkapnya di artikel: Catatan Saku Perlawanan dan Pemulihan, JATAM, e-book, dapat diakses di https://www.jatam.org/catatan-saku-perlawanan-dan-pemulihan/

Leave a Comment

Scroll to Top