Selamat Hari kebangkitan Nasional!
Saya, Aleta Baun, mengajak kita bangkit melawan segala tindakan kekerasan yang sedang dihadapi oleh perempuan dan masyarakat adat, juga alam.
Indonesia harus dan mampu bangkit dari segala persoalan menuju kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangkit, rapatkan barisan, maju menuju kesejahteraan. Bukan rapatkan barisan untuk keluarkan izin sumber daya alam tanpa peduli kerusakan alam.
Keputusan Negara yang tidak peduli pada masyarakat adat serta berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Pemerintah, membuat hati kami sakit. Masyarakat ditekan, dikriminalisasi, diancam dipenjara, diusir keluar dari tanah adat, dan ditembak. Sementara Perusahaan perusak alam terus saja berjalan. Tak peduli dengan penolakan, tuntutan demonstrasi dan tangisan masyarakat.
Perlu diingat, kemerdekaan adalah cita-cita kemanusiaan yang diperjuangkan dan dimulai dengan persatuan dan kesatuan. Para pejuang Hak Asasi Manusia dan lingkungan perlu membangun persatuan, membawa Indonesia kembali bangkit.
Pembangunan yang berkelanjutan harusnya untuk kemajuan bangsa, bukan untuk pemusnahan dimana-mana, kerusakan alam, korupsi dan tindakan kekerasan terhadap rakyat sendiri, termasuk mengeluarkan izin Taman Nasional. Pemerintah mengatakan akan menjaga dan melindungi alam, tetapi dalam Taman Nasional ternyata ada ijin yang lain. Itu pembohongan terhadap rakyat.
Wilayah Gunung Mutis mulanya hutan adat yang keramat, diubah Pemerintah berstatus Cagar Alam kemudian turun menjadi Taman Nasional dan dikelola oleh BKSDA. Padahal, siapa pemilik Gunung Mutis? Maka yang memberikan nama adalah masyarakat adat, yang utama dan pertama itu berada di kampung. Lalu kemudian datang Negara pada tahun 1945, sedangkan manusia Timor sudah berada jauh sebelumnya. Oleh karenanya, hari kebangkitan ini harus dimaknai saling menghormati di antara pemerintah dengan masyarakat, sehingga bisa dilakukan kerja sama, bukan diam diam menjadikan Mutis sebagai Taman Nasional.
Jika tidak saling menghormati, rakyat makin hilang kepercayaan kepada pemerintah.
Apalagi kita menghadapi kerusakan alam, lubang tambang dimana –mana, menghadapi musim yang tidak menentu, tetapi masih ada ratusan ijin eksploitasi alam yang sedang antri keluar, mau menghabiskan alam. Ibu bumi yang menyediakan sumber pangan, ekonomi dan kesehatan, justru diberi hukuman. Kekerasan digunakan untuk merampok kekayaan alam kita. Mana buktinya memajukan Nusa dan bangsa?
Mari kita Bangkit dan berjuang bersama-sama melawan ketidakadilan terhadap nusa dan bangsa Indonesia.
Mari kita mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat di mata dunia dengan berbagai pembangunan yang jujur, adil dan benar untuk masyarakat Indonesia. Basmi koruptor dan hilangkan manipulasi.
Para pejuang HAM lingkungan, para Nausus, mereka yang bangkit dan berjuang mempertahankan kekayaan alam. Tak hanya menghormati manusia, tetapi juga menghormati dan menghargai alam serta ritus adat, untuk keberlanjutan generasi yang akan datang.
Kita harus terus mengingatkan bahwa kebangkitan bangsa adalah menghormati alam sebagai jalan kelestarian dan kesejahteraan masyarakat di kampung-kampung dan di kota. Sebab, pertambangan hanya akan mensejahterakan pengusaha dan elit.
Dimana-mana ada teriakan tentang kerusakan alam, banjir, longsor, hutan musnah, krisis pangan, lumbung-lumbung pangan rakyat kosong. Kami merasa resah karena kerusakan alam yang terjadi kekeringan, longsor juga dampak perubahan iklim menyebabkan musim tidak menentu, dan kesulitan pangan untuk satu tahun. Sebenarnya apa kesejahteraan, apa penghormatan yang dimimpikan Negara buat masyarakat adat? Mereka hidup tidak merdeka, tapi terus berjuang untuk mencari kemerdekaan.
Meskipun berbagai tantangan menghadang kita tidak boleh patah semangat kita harus terus berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan kemerdekaan masyarakat adat.
Surat ini mengingatkan untuk tetap waspada terhadap keputusan Negara yang mengatasnamakan rakyat dan mengubah status lahan atau wilayah sesuai keinginan Negara. Mereka memberikan izin dan mengubah gunung keramat, alam rusak, banyak penderitaan dialami rakyat.
Kebangkitan bangsa merupakan langkah awal bagi bangsa Indonesia agar mampu memperjuangkan mempertahankan kekayaan alam untuk tetap ada lestari demi keberlanjutan generasi yang ada. Mari menggunakan ini sebagai momentum untuk membangun bangsa lebih bermartabat, bukan membuat rakyat sakit hati karena pembangunan yang merusak lingkungan.
Kita harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat pendidikan yang berkualitas dan berkarakter. Prioritas utama bagi generasi muda untuk dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk bangkit, maju dan bermartabat membangun ekonomi yang kokoh berkelanjutan dan menghargai alam.
Sebagai perempuan Nausus, Saya, Aleta Baun, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini menyerukan persatuan dan kesatuan menyerukan agar Pemerintah hentikan segala perizinan yang merusak alam dan mengorbankan rakyat baik di kampung dan kota. Terutama mengorbankan masyarakat adat dan perempuan. Agar kemerdekaan tidak hanya pada orang elit, tetapi rakyat merasakan kemerdekaan. Tidak boleh ada tindakan kekerasan kepada rakyat.
Saya mengajak seluruh masyarakat, ayo maju membela kampung, membela alam, memperjuangkan yang benar dan adil, untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salam Ritual adat para Nausus
Aleta K. Baun.



