web analytics
Home » Blog » Di bawah Bayang-Bayang Kekerasan Negara dan Perusahaan: Laporan Situasi Pembela Hak Asasi Manusia atas Lingkungan Periode November 2017-Juli 2018
Di bawah Bayang-Bayang Kekerasan Negara dan Perusahaan: Laporan Situasi Pembela Hak Asasi Manusia atas Lingkungan Periode November 2017-Juli 2018

Di bawah Bayang-Bayang Kekerasan Negara dan Perusahaan: Laporan Situasi Pembela Hak Asasi Manusia atas Lingkungan Periode November 2017-Juli 2018

Di tengah kenaikan tren bencana ekologis di Indonesia baik dalam jumlah dan berat, perjuangan rakyat untuk menuntut perbaikan kondisi lingkungan dan ekologi malah mengalami serangkaian represi. Dalam dokumen Nawacita yang dirilis 2014, Presiden Joko Widodo menyebutkan Indonesia sedang berada dalam titik kemanusiaan yang disebabkan oleh bahaya ekologis. Kerusakan ekologi dengan segala penyebabnya adalah buah dari salah urus kebijakan. Akibatnya terjadi dominasi sektor ekstraktif, dan sesat pikir penyusunan kebijakan serta ambigunya penegakan hukum (WALHI 2018, 2-10).


Tidak salah jika rakyat melakukan perlawanan di berbagai tempat, khususnya terhadap proyek pembangunan yang secara massif digenjot oleh pemerintah. Termasuk menghadapi kepentingan korporasi yang terlibat dalam proyek-proyek tersebut. Perlawanan tersebut mendapat serangan balik, dari beragam aktor, yang kemudian menimbulkan polemik lain, yakni soal perlindungan terhadap orang atau kelompok pembela lingkungan.


Sepanjang 2017, kasus kriminalisasi terhadap pembela lingkungan banyak bermunculan, misalnya kriminalisasi terhadap Joko Prianto di Rembang, atau Budi Pego di Banyuwangi.
Meski Indonesia telah memiliki instrumen legal formal untuk melindungi pejuang lingkungan dari kriminalisasi namun kenyataannya perlindungan belum berfungsi.

Praktik represi terhadap pejuang lingkungan dilakukabn lewat beragam tindakan, mulai kriminalisasi, sampai kasus yang paling keras seperti kasus pembunuhan Poroduka di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pada 25 April 2018. Aktornya pun beragam, dari negara maupun non-negara, ada yang terlibat aktif maupun pasif.


Buku terbitan Lembaga Studi dan Advokasi Masyaraka (ELSAM) ini memetakan kekerasan yang menimpa para pejuang lingkungan dan siapa saja aktor yang terseret di dalamnya.

Sata ini belum ada laporan komprehensif yang bisa memotret fenomena itu secara khusus, buku ini melengkapi data soal situasi pembela lingkungan di Indonesia dan bagaimana praktik represi yang mereka alami dalam kurun waktu Juli sampai awal Agustus 2018.


ELSAM 2018, Di bawah Bayang-Bayang Kekerasan Negara dan Perusahaan: Laporan Situasi Pembela Hak Asasi Manusia atas Lingkungan Periode November 2017-Juli 2018, dilihat 7 Sepetember 2023, https://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2018/09/Revisi-Oke-1-min.pdf

Leave a Comment

Scroll to Top