Di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat adat Mollo di Timor Tengah Selatan, perempuan adat telah menunjukkan ketangguhan dan kreativitas dalam mencari solusi. Salah satu tantangan terbesar adalah keberadaan rentenir yang menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi, seringkali menjerat mereka dalam siklus utang yang sulit diakhiri. Namun, melalui inisiatif dan kerjasama, perempuan adat Mollo telah mendirikan koperasi lokal yang menjadi benteng pertahanan mereka terhadap ancaman ekonomi ini.
Koperasi lokal yang didirikan oleh kelompok tani Yakobus merupakan langkah strategis yang signifikan. Koperasi ini bukan hanya tempat penyimpanan uang hasil panen, tetapi juga sumber pinjaman dengan bunga rendah yang dapat diakses oleh anggotanya. Dengan adanya koperasi ini, para perempuan adat Mollo memiliki alternatif yang lebih aman dan adil dibandingkan dengan rentenir.
Koperasi ini berfungsi dengan prinsip gotong royong dan solidaritas, di mana setiap anggota memiliki tanggung jawab dan hak yang sama dalam mengelola dan memanfaatkan dana yang tersedia. Sistem ini tidak hanya memperkuat kemandirian finansial mereka, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kepercayaan di antara anggota komunitas.

Memperkuat Kemandirian Finansial
Keberadaan koperasi lokal sangat penting dalam melindungi masyarakat adat Mollo dari rentenir. Rentenir seringkali memanfaatkan situasi ekonomi yang sulit dengan menawarkan pinjaman cepat, namun dengan bunga yang mencekik. Ketika pinjaman ini tidak dapat dilunasi tepat waktu, bunga yang terus meningkat menyebabkan utang semakin membesar, menjebak peminjam dalam siklus utang yang tidak ada habisnya.
Dengan adanya koperasi, perempuan adat Mollo tidak lagi harus bergantung pada rentenir. Mereka bisa meminjam uang dari koperasi dengan bunga yang jauh lebih rendah, dan pembayaran pinjaman disesuaikan dengan kemampuan mereka. Ini memberikan mereka ruang bernapas untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencegah terjadinya krisis finansial yang berkepanjangan.
Selain memberikan alternatif pinjaman yang lebih adil, koperasi juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang aman untuk uang hasil panen. Sebelum adanya koperasi, banyak perempuan adat Mollo yang harus menyimpan uang hasil kerja keras mereka di rumah, yang tidak selalu aman dari pencurian atau penggunaan yang tidak terencana. Dengan adanya koperasi, mereka kini memiliki tempat yang lebih terjamin untuk menyimpan uang, yang juga memberikan mereka kesempatan untuk menabung dan merencanakan masa depan dengan lebih baik.
Koperasi lokal juga berperan dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan adat Mollo. Melalui berbagai pelatihan dan workshop, anggota koperasi belajar tentang manajemen keuangan, pentingnya menabung, dan bagaimana membuat anggaran yang efektif. Pengetahuan ini sangat berharga dalam membantu mereka mengelola keuangan pribadi dan keluarga dengan lebih baik.
Perjuangan perempuan adat Mollo tidak hanya berhenti pada pendirian koperasi. Mereka juga menghadapi berbagai lapisan tantangan yang memerlukan ketangguhan dan strategi berkelanjutan. Pertama, mereka harus melawan norma-norma sosial yang seringkali merugikan mereka. Banyak perempuan adat yang harus membuktikan bahwa mereka mampu mengelola keuangan dan organisasi koperasi dengan efektif, meskipun sering dianggap tidak memiliki kemampuan yang setara dengan laki-laki.
Kedua, perempuan adat Mollo harus berhadapan dengan kebijakan pemerintah yang tidak selalu mendukung. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dari pemerintah daerah untuk inisiatif koperasi mereka. Ini melibatkan advokasi yang terus-menerus dan keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal.
Ketiga, mereka juga harus menghadapi tantangan alam dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen mereka. Perubahan iklim sering kali menyebabkan kegagalan panen, yang pada gilirannya mempengaruhi stabilitas keuangan mereka. Perempuan adat Mollo harus mengembangkan strategi pertanian yang lebih berkelanjutan dan adaptif untuk mengatasi tantangan ini.
Inisiatif pendirian koperasi ini telah membawa dampak positif yang luas bagi komunitas adat Mollo. Selain mengurangi ketergantungan pada rentenir, koperasi juga mendorong semangat kewirausahaan di kalangan perempuan adat. Banyak dari mereka yang mulai membuka usaha kecil-kecilan dengan modal pinjaman dari koperasi, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan keluarga dan memperkuat ekonomi lokal.
Keberhasilan koperasi ini juga telah menginspirasi komunitas lain di Timor Tengah Selatan untuk mengikuti jejak mereka. Ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan solidaritas, tantangan ekonomi yang berat sekalipun bisa diatasi.
Strategi perempuan adat Mollo dalam menghadapi tantangan ekonomi, terutama persoalan rentenir, melalui pendirian koperasi lokal adalah contoh nyata bagaimana kekuatan komunitas dapat membawa perubahan positif. Dengan koperasi, mereka tidak hanya melindungi diri dari jeratan rentenir tetapi juga membangun kemandirian finansial dan memperkuat komunitas. Inisiatif ini membuktikan bahwa dengan kebersamaan dan inovasi, perempuan adat Mollo mampu menghadapi tantangan ekonomi dengan percaya diri dan berhasil. Saksikan penuturan mama Elizabet tentang bagaimana strategi masyarakat Adat Mollo melawan rentenir di podcast Kata Mama Aleta.